arrow_upward

Sensasi Survival & Bushcraft

Wednesday, 13 October 2021 : October 13, 2021


Survival adalah seni bertahan hidup di alam bebas, namun saat ini sudah menjadi budaya baru menikmati keindahan alam. Saya memilih cara ini, menikmati objek wisata alam di Sumatera Barat dengan cara survival & buschraft.


Biasanya, menikmati keindahan alam hanya sebatas melihat, kemudian mengambil sejumlah dokumentasi. Ternyata, setelah ditelusuri sejumlah akun media sosial di Eropa sana, eksplore objek wisata, ya lebih dominan dengan survival.


Survival memang tidaklah hal yang baru, cara ini  ada sejak zaman dahulu. Namun teknik sedikit berbeda, karena hanya menggunakan alat sederhana. Sebenarnya, cara survival orang dahulu memang menarik karena sedikit menantang. 


Untuk pemula seperti saya, memang harus membutuhkan banyak peralatan survival, setidaknya ada matras, bivak dan lainnya. Peralatan ini, menjadi tempat berlindung jika cuaca hujan. Peralatan lainnya, berupa kapak, pisau, korek api atau sejenisnya. 

Survival pertama, saya memilih objek wisata Sarasah 3 Tingkat Sungai Guntung di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. 


Kenapa lokasi ini? Pemula seperti saya, lokasinya cukup baik, karena aksesnya cukup dekat. Di objek wisata Sungai Guntuang ini, saya dan teman-teman Padang Survival memilih tingkat ke dua, karena lokasi kamp cukup luas. 


Wah, cukup menyenangkan untuk perjalan pertama ini. Karena di lokasi, sejumlah kebutuhan yang dipersiapkan dari rumah dapat digunakan.



Survival Food

Setelah istirahat sebentar, karena Sarasah Sungai Guntung pada tingkat dua cukup menantang, saya dan teman-teman survival membuat api unggun untuk memasak air. Karena kita berada di tepi sungai dan udara cukup dingin sembari menikmati kopi khas Kota Bukittinggi yakni Kopi Bukik Apik.

Selesai menikmati secangkir kopi, saya mulai mencari kayu bakar, kemudian langsung menanak nasi dan setelah itu makan bersama. Oh tuhan, memang enak, walaupun hanya dengan masakan apa adanya. Yakni goreng cabai merah, ikan bakar dan telur rebus.

Ditambah lagi, cara makan yakni bajamba atau bersama, memang memberikan sensasi tersendiri. 


Survival ke Sarasah 7 Tingkat Nyiak Sabi

Melihat waktu menunjukan pukul 12.00 WIB, kami kembali turun. Kemudian melanjutkan misi kedua, yakni ke Sarasah 7 Tingkat Nyiak Sabi di Jorong Angge, Kenagarian Pasia Laweh. 


Kurang 15 menit perjalan, kami sampai di lokasi. Sayangnya cuaca tidak mendukung, akhirnya kami memilih balik pulang. Kendati masih banyak rencana akan dilakukan, kami harus menunda dulu, karena keselamatan. Sejumlah kebutuhan seperti makanan sudah habis, keputusan ini kami sepakati. 


Memang survival untuk pemula tidak perlu dipaksakan, banyak hal yang harus diperhatikan. Artinya, keselamatan menjadi hal utama dari pada yang lainnya. 


Selama perjalan pulang, hujan terus menghapus jejak perjalanan, namun ini menjadi kenangan terbaik bagi kami, kekompakan, kepedulian dan sebagainya, memang cepat didapati.


Maka saya menilai, Survival cara yang baru menikmati wisata alam terkhusus untuk minat khusus.

Selengkapnya bisa juga dilihat di akun YouTube saya Uda Khan