Abdul Rashid Mitala Saat di rungan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Agam Sumatera Barat |
Keluarga di bunuh, penyebab Abdul Rasid Mitala, warga
asing asal Uganda yang merikan diri ke Indonesia. Merasa terancam, pria dari
tanah mutiara hitam itu, berimigrasi ke Madagaskan dengan menumpang sebuah
kapal nelayan.
Sampai di Madagaskar, ia tidak menemukan tanda-tanda ke
hidupan. Kemudian pria muslim yang taat itu, menumpal kapan Kargo, untuk
berimigari ke Indonesia.
Peta Negara Uganda yang berada di Benua Afrika, Dari sana Abdul Rashid menumpang kapal Kargo ke Indonesia |
Hari berganti hari dalam kapal, menyebrangi lautan lepas.
Perut kosong dan pikiran berkecamuk tidak menyurutkan niatnya untuk lari dari
negaranya. Sesampai di perairan Indonesia tepatnya di pesisir pantai Medan. Abdul Rashid Mitala terjun dari
kapal yang ia tumpangi. Kemudian berenang ke bibir pantai Medan sepanjang 2 Km.
Rasa takut dengan binantang buas dalam lautan ia simpan
dalam hati, harapnya ia bisa selamat dari ketarancaman di negara kelahiran.
Sesampai di pantai Medan, Abdul Rashid menumpang truk
untuk menuju Jakarta. Tak sepersen pun uang di tangannya.
Selain tidak punya uang, pria berkulit hitam dan berambut
kriting itu juga tidak memiliki dokumen masuk ke Indonesia. Abdul Rasid menyimpan
rasa takut, berharap ada yang berbalas kasih kepadanya.
Dari Medan menumpang di truk dan duduk dibagian belakang.
Ia berdoa agar sampai di Jakarta dengan Selamat.Tuhan menyelamatkan Abdul
Rashid, ia sampai di Kebun Sirih Jakarta. Berpakain kumuh, ia mencari lembaga
kemanusia dunia yang adi di Jakarta.
Tak lama setelah itu, Abdul Rashid Mitala menemukan
lemabaga kemanusian itu, dan mendaftarkan diri, sebagai WNA pencari Suaka.
Kendati demikian ia tidak memiliki dokumen satupun.
Kemudian pihak United Natios High Commissioner ForRefugees (UNHCR) memberikan sebuah sertifikat, bahwa ia mendaftar ke lembaga
dunia itu. Dengan selembar kerta itu, Abdul Rashid merasa aman, dan mulai
melaksanakan ibadah di masjid dan mushallah di Jakarta.
Logo UNHCR |
Kemudian ia bergabung dengan jamaah tablig disana pada
Desember 2018 lalu, dan mulai berinteraksi, meskipun Abdul Rashid Mitala tidak
bisa berbahasa Indonesia. Satu demi satu, jamaah tabliq di Kebun Sirih Jakarta
mulai mengenali dia dan membawa Abdul Rashid ke Surabaya.
Sesampai di Surabaya, ia menikahi wanita cantik sana.
Sayangnya kehidupan di Surabaya tidak bersahabat dengannya, dengan ia mencoba
mencari pekerjaan di pulau Jawa. Tidak kunjung membuahkan hasil. Nikmat baginya, bertemu Abdul Rashid
dengan salah soerng anggota jamaah tablid dari Sumatera Barat.
Abdul
Rashid Mitala Ke Sumatera Barat
Satu demi satu, nasib Abdul
diceritakan kepada sahabat barunya dari Sumatera Barat. Kemudian ia ditawakan
untuk ke ranah Minang untuk bekerja. Rasa semangatpun muncul, Abdul Rashid
bergegas pergi ranah Minang untuk mengubah nasib, yang selama ini antah
berantah.
Dari Jakarta menggunakan
kapal, Abdul Rashid Mitala dan Ustad Arafiq sampai di Nagari Gaduik, Kabupaten
Agam. Dirumah Ustad Arafiq, Abdul tinggal dan bekerja diladang sahabatnya
barunya itu.
Air matanya, mengalir, ia
merasa kehidupannya mulai membaik, kerena ia disambut dengan baik di nagari
Gadut.
Hari barganti hari, Abdul
Rashid menghirup udara segar di tanah Minang. Namun naas setelah itu, Abdul
Rashid di laporkan kepada Imigrasi Kelas II Non TPI Agam. Kemudian ia di bawa
ke kantor untuk dilakukan penyelidikan, dan disana Abdul mulai kaku dan layu.
Air matanya terurai kembali, ia berurusan dengan humum di Indonesia, karena
tidak memiliki izin tinggal dan bekerja di Indonesia.
Diamankan di Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Agam
Empat hari di kamar senyap,
Imigrasi Agam. Proses hukum mulai di jatukan kepada Abdul Rashid, setelah Kantor
Imigrasi Agam mengkonfirmasi kepada pihak UNHCR tentang keberadaan Abdul
Rashid. Keterangan menyayat hati di dengar langsung oleh Abdul, bahwa
pendaftarannya di tolak oleh UNHCR.
Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Agam |
Jantungnya mulai berdebar
kecang, Abdul Rashid mulai ketakutan. Ia seperti menyesal akan kesalahannya,
tidak mimiliki dokumen.
Abdul Rashid, membenarkan
bahwa ia sangat merindukan istrinya di Surabaya, tapi mau bagaimana lagi, ia
ikhlas menjalankan proses hukum di Indonesia.
Abdul Rashid Dibawa ke Rudenim Pekanbaru
Setelah penyelidikan selesai
dan pihak Imigrasi Sumatera Barat menetapkan , Abdul Rashid sebagai Imigran
Ilegal, kerena tidak memiliki pasport. Untuk perkembangan lebih lanjut, Abdul
Rashid dikirim ke Rumah Detensi (Rudenim) Imigrasi Pekanbaru. Jika proses
selesai, pihak Imigrasi Sumatera Barat, membenarkan, Abdul Rashid akan di
pulangkan ke negaranya.
Seperti
apa proses hukum Abdul Rashid Mita, semoga Allah melancarkan segala urusannya.